3.03.2013

Review 99 Cahaya di Langit Eropa


 

99 Cahaya di Langit Eropa adalah sebuah buku yang dikemas apik karya Hanum Salsabiela Rais (putri dari Amien Rais) dan suaminya Rangga Halmahendra. Buku yang menceritakan perjalanan napak jejak Islam di benua biru ini sekiranya pantas disebut "a must read book". Pembaca akan disuguhkan cerita menarik tentang perjalanan penulis dan suaminya selama tinggal di Eropa. Bukan saja patut dikatakan buku traveler, tetapi buku ini juga bisa disebut sebagai novel, karena runtutan perjalanannya memang menjadi alur cerita sendiri. Perpaduan antara buku traveler dan novel yang diangkat dari cerita nyata inilah yang menjadi salah satu pembeda dari kebanyakan buku lainnya. Selain itu pembaca juga akan diperkaya dengan sejarah peradaban Islam di tanah Eropa yang sempat gemilang di abad pertengahan.

Hanum memaparkan kisah-kisah dengan gaya menulisnya tentang perjalanan Islam di masa lampau hingga di masa kini. Semuanya itu tercapai setelah dia menjelajah beberapa negara di Eropa tempat dimana Islam pernah meninggalkan sejarah. Sebut saja Austria, Spanyol, Perancis, dan Turki.

Ada beberapa kisah menarik dari perjalanan tersebut, tentang bagaimana dia bertemu dengan Fatma-seorang ibu rumah tangga imigran Turki yang hidup di Austria-yang mempunyai tekad untuk menjadi agen muslim yang baik meskipun hidup di tengah-tengah non-muslim-dominated-world. Tertulis bagaimana dia memajang kata-kata apik di rumahnya: 1. Tebarkan senyum indahmu, 2. Kuasai Bahasa Jerman dan Inggris, 3. Selalu jujur dalam berdagang. Subhanallah, sederhana namun indah sekali langkah-langkah utama yang Fatma tempuh untuk menjadi agen muslim, karna dengan begitu setidaknya dia telah ikut berkontribusi menciptakan image muslim yang cinta damai untuk masa kini. Pun tercatat tentang Marion Latimer, seorang lulusan Universitas Sorbonne, jurusan sejarah studi Islam abad pertengahan, yang bekerja di World Islamic Institute. Fatma dan Marion adalah nama-nama yang tersebut sebagai guide-guide terpilih dalam perjalanan napak tilas Hanum.

Dari sekian panjang kisah tertulis beberapa nama tempat menarik dan bersejarah dalam novel ini, sebut saja Kahlenberg, Schoenbrunn, Wien Stadt Museum di Wina; La Defense, Arc du Triomphe de I'Etoile, Champ Elysees, Obelisk, Arc du Triomphe de Carrousel, Louvre yang membentuk garis imajiner Axe Historique di Paris; Mezquita di Cordoba; Al-Hambra di Granada; Hagia Sophia Museum di Istanbul, dan masih banyak lainnya.

Alhamdulillah, buku ini pun telah saya lahap baca habis dengan cepat saat ada di tangan pertama kali pada beberapa bulan lalu. Menurut saya recommended buat dibaca, tak heran teman-teman mengantri untuk meminjam novel ini. Saya pun telah membedah isi buku ini kemarin di sebuah acara mingguan. Terima kasih untuk saudaraku yang telah memberi buku ini untuk saya, semoga dicatat sebagai amal yang baik oleh Allah.

---

Note:
Beberapa moral of story yang lain dari buku ini juga diantaranya:
1. Mengingatkan bagaimana membangun pribadi yang baik dalam kehidupan manusia yang beragam.
2. Cinta damai itu penting, dan sudah sepatutnya menjadi sebuah kewajiban dalam hidup setiap manusia beragama.
3. Menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban juga.



Nur Alfi Ekowati
[04-03-2013]

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. thanks reviewnya,, jadi pengen (mulai) bacaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siip. Punyaku lagi dipinjam n dah bbrp orang pd ngantri. Jadi sorry, belum bisa menawarkan untuk meminjami. :D

      Hapus
  3. Siip. Punyaku lagi dipinjam n dah bbrp orang pd ngantri. Jadi sorry, belum bisa menawarkan untuk meminjami. :D

    BalasHapus